8 kode etik para pendekar samurai jepang
1. Gi (義 – Integritas)
Menjaga Kejujuran.
"Seorang ksatria harus paham betul tentang yang benar dan yang salah, dan berusaha keras melakukan yang benar dan menghindari yang salah. Dengan cara itulah bushido biasa hidup." (Kode Etik Samurai)
Keutuhan yang dimaksud adalah keutuhan dari seluruh aspek kehidupan, terutama antara pikiran, perkataan, dan perbuatan. Nilai ini sangat dijunjung tinggi dalam falsafah bushido, dan merupakan dasar bagi insan manusia untuk lebih mengerti tentang moral dan etika.
2. Yū (勇 – Keberanian)
Berani dalam menghadapi kesulitan.
"Pastikan kau menempa diri dengan latihan seribu hari, dan mengasah diri dengan latihan selama ribuan hari". (Miyamoto Musashi)
Keberanian merupakan sebuah karakter dan
sikap untuk bertahan demi prinsip kebenaran yang dipercayai meski
mendapat berbagai tekanan dan kesulitan. Keberanian juga merupakan ciri
para samurai, mereka siap dengan risiko apapun termasuk mempertaruhkan
nyawa demi memperjuangkan keyakinan.
Keberanian mereka tercermin dalam
prinsipnya yang menganggap hidupnya tidak lebih berharga dari sebuah
bulu. Namun demikian, keberanian samurai tidak membabibuta, melainkan
dilandasi latihan yang keras dan penuh disiplin.
3. Jin (仁 – Kemurahan hati)
Memiliki sifat kasih sayang.
"Jadilah yang pertama dalam memaafkan."(Toyotomi Hideyoshi)
Bushido memiliki aspek keseimbangan
antara maskulin (yin) dan feminin (yang) . Jin mewakili sifat feminin
yaitu mencintai. Meski berlatih ilmu pedang dan strategi berperang,
para samurai harus memiliki sifat mencintai sesama, kasih sayang, dan
peduli.
Kasih sayang dan kepedulian tidak hanya
ditujukan pada atasan dan pimpinan namun pada kemanusiaan. Sikap ini
harus tetap ditunjukan baik di siang hari yang terang benderang, maupun
di kegelapan malam. Kemurahan hati juga ditunjukkan dalam hal
memaafkan.
4. Rei (礼 – Menghormati)
Hormat kepada orang lain.
"Apakah kau sedang berjalan, berdiri diam, sedang duduk, atau sedang bersandar, di dalam perilaku dan sikapmu lah kau membawa diri dengan cara yang benar-benar mencerminkan prajurit sejati. (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai tidak pernah bersikap
kasar dan ceroboh, namun senantiasa menggunakan kode etiknya secara
sempurna sepanjang waktu.Sikap santun dan hormat tidak saja ditujukan
pada pimpinan dan orang tua, namun kepada tamu atau siap pun yang
ditemui. Sikap santun meliputi cara duduk, berbicara, bahkan dalam
memperlakukan benda ataupun senjata.
5. Makoto atau (信 – Shin Kejujuran) dan tulus-iklas.
Bersikap Tulus dan Ikhlas.
"Samurai mengatakan apa yang mereka maksudkan, dan melakukan apa yang mereka katakan. Mereka membuat janji dan berani menepatinya." (Toyotomi Hideyoshi)
"Perkataan seorang samurai lebih kuat daripada besi." (Kode Etik Samurai)
Seorang Samurai senantiasa bersikap
Jujur dan Tulus mengakui, berkata atau memberikan suatu informasi yang
sesuai kenyataan dan kebenaran.Para ksatria harus menjaga ucapannya dan
selalu waspada tidak menggunjing, bahkan saat melihat atau mendengar
hal-hal buruk tentang kolega.
6. Meiyo (名誉 – Kehormatan)
Menjaga kehormatan diri.
"Jika kau di depan publik, meski tidak bertugas, kalau tidak boleh sembarangan bersantai. Lebih baik kau membaca, berlatih kaligrafi, mengkaji sejarah, atau tatakrama keprajuritan." (Kode Etik Samurai)
Bagi samurai cara menjaga kehormatan
adalah dengan menjalankan kode bushido secara konsisten sepanjang waktu
dan tidak menggunakan jalan pintas yang melanggar moralitas.Seorang
samurai memiliki harga diri yang tinggi, yang mereka jaga dengan cara
prilaku terhormat. Salah satu cara mereka menjaga kehormatan adalah
tidak menyia-nyiakan waktu dan menghindari prilaku yang tidak berguna.
7. Chūgo (忠義 – Loyal)
Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.
Menjaga Kesetiaan kepada satu pimpinan dan guru.
"Seorang ksatria mempersembahkan seluruh hidupnya untuk melakukan pelayanan tugas." (Kode Etik Samurai)
Kesetiaan ditunjukkan dengan dedikasi
yang tinggi dalam melaksanakan tugas. Kesetiaan seorang ksatria tidak
saja saat pimpinannya dalam keadaan sukses dan berkembang.Bahkan dalam
keadaaan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi, pimpinan mengalami
banyak beban permasalahan, seorang ksatria tetap setia pada
pimpinannya dan tidak meninggalkannya.Puncak kehormatan seorang samurai
adalah mati dalam menjalankan tugas dan perjuangan.
8. Tei (悌 – Menghormati Orang Tua)
Menghormati orang tua dan rendah hati.
"Tak peduli seberapa banyak kau menanamkan loyalitas dan kewajiban keluarga di dalam hati, tanpa prilaku baik untuk mengekspresikan rasa hormat dan peduli pada pimpinan dan orang tua, maka kau tak bisa dikatakan sudah menghargai cara hidup samurai. (Kode Samurai)."