Erupsi pertama masuk dalam kelas X1-7 dan mencapai puncaknya pada Minggu malam. Erupsi berikutnya, Matahari melepaskan ledakan berkategori X2-8 yang mencapai puncaknya pada Senin (13/5). Menurut pihak berwenang dari NASA, erupsi kedua inilah yang jadi ledakan terbesar Matahari sepanjang tahun 2013.
Kedua erupsi sama-sama terpantau oleh Solar Dynamics Observatory milik NASA yang mengobrit pada Bumi sembari mengamati Matahari. Ledakan pada hari Minggu melepaskan gelombang plasma dan partikel yang disebut coronal mass ejection(CME) ke antariksa dan sempat menimbulkan kekacauan pada frekuensi radio. Namun, hal ini bisa diatasi oleh National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA).
Dilansir dari Space.com, erupsi Matahari terbagi atas X-class (terkuat), M-class (menengah), dan C-class (terlemah). Saat mengarah ke Bumi, suar Matahari kategori X-class bisa mengganggu orbit satelit dan infrastruktur komunikasi di darat.
Jika terlalu kuat, ledakan seperti ini juga akan membahayakan astronaut yang tinggal di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Namun, suar Matahari juga bisa menghasilkan maha karya indah berupa aurora yang nampak di langit utara dan selatan Bumi.