satelit,bumiIlustrasi sampah antariksa (Thinkstockphoto)
Dalam konferensi tahunan The 6th European Conference on Space Debris di Darmstadt, Jerman, para pakar mendesak adanya tindakan lekas untuk mengatasi sampah antariksa di orbit Bumi. Ini harus segera dilakukan sebelum sampah-sampah tersebut tidak lagi terkendali.
Meski tidak bisa dilihat langsung dari Bumi, sampah antariksa menimbulkan ancaman bagi satelit yang mengorbit. Paling terancam, tentu manusia yang berada di Bumi.
"Pemahaman kami mengenai masalah sampah antariksa yang terus berkembang bisa dibandingkan dengan pemahaman mengatasi perubahan iklim yang terjadi di Bumi pada 20 tahun silam," kata Heiner Klinkrad, Kepala Bidang Puing Antariksa dari Agensi Antariksa Eropa (ESA), Kamis (25/4).
Diperkirakan oleh Badan Antariksa dan Penerbangan AS (NASA), saat ini terdapat 500 ribu sampah antariksa seukuruan kelereng hingga 22 ribu sampah seukuran bola softball. Sampah ini bergerak dengan sangat cepatnya sehingga bisa menghancurkan satelit yang sedang beroperasi.
Ini menjadi ancaman potensial mengingat di masyarakat teknologi seperti sekarang, manusia sangat bergantung pada satelit. Contoh kejadian fatal terjadi pada Februari 2009 ketika satelit militer bekas milik Rusia menabrak satelit komunikasi AS yang masih beroperasi.
Namun, untuk mengatasi kendala ini, para pakar menegaskan pentingnya arti berkelanjutan. Setiap sampah antariksa harus diatasi dengan cara ramah lingkungan. Ditegaskan pula bahwa program ini akan menelan biaya besar.
"Tidak ada alternatif lain untuk melindungi luar angkasa yang merupakan sumber daya berharga bagi infrastruktur satelit kita," tambah Klinkrad.